Di Hadapan Menteri Pendidikan, Rektor UNM Soroti Ketimpangan Fasilitas Pendidikan Timur–Barat: “Semakin ke Timur, Semakin Kurang”

Rektor UNM saat menyampaikan pidatonya pada Acara Peringatan Dies Natalis UNM 2025.

Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn. mengungkapkan kekhawatiran atas ketimpangan fasilitas pendidikan antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur.

Dalam pidatonya di hadapan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Gubernur Sulawesi Selatan, ia menyoroti masih adanya “jarak yang dijaga” antara kampus-kampus besar di barat dengan kampus di wilayah timur.

“Pak Menteri mohon izin menyampaikan bahwa bagaimanapun juga Timur Barat ternyata terus-menerus menjaga jarak. Jadi kami di timur kemudian teman-teman di barat itu terus menjaga jarak sehingga fasilitas juga begitu,” katanya.

“Di IPB sudah lengkap, di UI sudah lengkap, di Brawijaya sudah lengkap. Kami belum. Semakin ke timur, semakin kurang,” keluhnya.

Ia mencontohkan kondisi ekstrem yang masih dihadapi pelajar di Papua dan Maluku, yang harus menempuh perjalanan berat bahkan melewati sungai berbuaya, hanya untuk sampai ke sekolah. 

ketika mereka berhasil duduk di bangku pendidikan, kondisi ruang belajar juga masih jauh dari layak.

“Kalau tangan kanannya menulis, tangan kirinya harus menepuk serangga. Tapi ujiannya tetap sama seperti di Jakarta atau Surabaya,” ujarnya, menyindir ketimpangan yang terjadi.

Rektor juga menyoroti bagaimana narasi “teman-teman dari Timur” kerap dilontarkan dalam forum-forum nasional sebagai bentuk pemakluman atas ketertinggalan, bukan dorongan pemerataan.

“Nah, oleh karena itu kami berharap bahwa segala fasilitas sesuai dengan asta cita dari pemerintah, Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia, kita berharap bahwa klusterisasi Timur Barat ini sudah saatnya ditinggalkan terutama untuk bidang pendidikan. Kalau mereka punya lab kimia lengkap di misalnya IPB, kenapa di UNM tidak? Karena di Bogor itu kan bukan juga dia yang beli, pemerintah yang belikan,” ujarnya.

“Cuma kami kalau ke sana agak risau juga karena begitu dipanggil, "Mana teman-teman dari Timur?" Aduh, saya rasanya tidak nyaman juga. Iya, saya dari timur. Kenapa? Itu pemakluman terhadap ketertinggalan menyebutkan itu dan terus menjaga jarak. Oleh karena itu, mudah-mudahan kali ini mumpung hadir juga Pak Gubernur mungkin bisa apalah terkait dengan bagaimana posisi-posisi Pendidikan,” curhatnya. 

Ia berharap, melalui pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo, ketimpangan ini dapat segera diatasi, terutama dalam hal laboratorium, teknologi, dan infrastruktur kampus.

Rektor mencontohkan bahwa laboratorium di Bogor bukan dibeli oleh IPB sendiri, melainkan oleh negara dan prinsip itu seharusnya juga berlaku untuk kampus-kampus di timur Indonesia.

Penulis: Distrik UNM

Lebih baru Lebih lama